BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Konsep manajemen dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk pencapaian tujuan secara efekti,
penyeimbang tujuan dan agar suatu organisasi mempunyai keunggulan daya saing. Praktek
manajemen di Indonesia baru dirasakan mulai tanggal 27 desember 1957.
Walau manajemen di Indonesia
berjalan dengan baik namun dirasakan masih terlalu lamban dibanding dengan
perkembangan manajemen di negara-negara lain.
Pada dasarnya manajemen mempunyai definisi seni atau keterampilan
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Setiap orang perlu manajemen karena manajemen merupakan alat untuk
memecahkan persoalan yang mereka hadapi. Peranan revlolusi industri juga tidak
dapat diabaikan sebagai satu langkah awal dalam pengembangan manajemen
khususnya manajemen perusahaan. Dengan adanya revolusi industri para ahli
manajemen berfikir keras untuk mengembangkan ilmu manajemen guna mengatasi
persoalan-persoalan yang semakin besar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Mengapa
Manajemen Diperlukan ?
2.
Bagaimana
Perkembangan dan Teori Manajemen ?
3.
Bagaimana
Fungsi manajemen ?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Mengetahui
Seberapa Diperlukan Manajemen
2.
Mengetahui
Perkembangan dan Teori Manajemen
3.
Mengetahui
Berbagai Fungsi Manajemen
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perlunya
Manajemen
Definisi manajemen yang dikemukakan oleh Profesoe Oei Liang Lee
adalah ilmu dan seni merencanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[1]
Sebagai ilmu
pengetahuan, manajemen bersifat universal dan sistematis dala arti mencakup
berbagai kaidah, prinsip dan konsepsi. Sebagai seni, manajemen merupakan seni
mengelola dan memimpin sekelompok orang atau tim dalam suatu organisasi. Dalam
sistem manajemen akan terlihat siapa yang memenuhi kriteria untuk ditunjuk
sebagai pimpinan dan bawahan.[2]
Adanya perubahan lingkungan masyarakat, seperti keadaan sosial,
ekonomi budaya, teknologi, hukum dan lain-lain telah membawa perubahan
masyarakat sendiri untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkunagannya. Masyarakat sekarang dikenal dengan masyarakat berpengetahuan
dan masyarakat organisasi, memaksa masyarakat untuk terus mencapai upaya
perbaikan mutu manusia dan tata kerja dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Manajemen adalah suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk
menghadapi tiap-tiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan atau
tiap-tiap kerjasama dengan orang lain.[3]
Lingkungan manajemen berubah begitu cepat. Perubahan teknologi
informasi memungkinkan kita berorganisasi yang cenderung berbeda dengan masa
lampau. Adanya organisasi memaksa kita mengubah
bentuk organisasi yang fleksibel, ramping dan tanggap terhadap perubahan
lingkunan. Persaingan bisnis yang semakin tajam mengharuskan kita mempunyai
konsep orrganisasi belajar.[4]
Kegiatan organisasi dilakukan melalui kerja sama tim dan harus
memahami semua fungsi yang ada. Untuk itu organisasi membutuhkan manajemen yang
mengarahkan dan memberdayakan karyawan. Tanpa adanya manajemen akan menjadi
kacau bahkan gulung tikar.[5]
Umumnya aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi
berkaitan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau
sekelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, keberhasilan tujuan
tersebut tergantung pada keefektifan dan keefisian kegiatan.[6]
Proses
Manajemen
a.
Peramalan
b.
Perencanaan
c.
Pengorganisasian
d.
Memotivasi dan
Memerintah
e.
Pengendalian
f.
Penkoordinasian
g.
Komunikasi [7]
B.
Perkembangan Manajemen
di Indonesia
Manajemen sebagai ilmu belum lama dikenal di Indonesia. Namun
demikian bukan berarti kita belum mempraktekkan manajemnen. Bukti sejarah
menunjukkan jauh sebelum penjajahan Belanda di Indonesia (1600-1945), bangsa
Indonesia melakukan perdagangan antar pulau, bahkan antar benua.
Kerajaan-kerajaan jaman dahulu, peninggalan-peninggalan sejarah seperti
borobudur, merupakan saksi bisu praktek manajemen Indonesia jaman dahulu.
Praktek manajemen usaha di Indonesia jauh sebelum perang dunia II,
didominasi oleh orang asing.[8]
Praktek manajemen di Indonesia baru dirasakan tanggal 27 Desember
1957, saat mengambil alih perusahaan minyak perkebunan , industri dan
perniagaan milik penjajah. Sejak itu, Indonesia memperoleh kesempatan untuk
berpraktek manajemen usaha dengan nyata.
Perkembangan manajemen di Indonesia walaupun berjalan dengan baik,
namun dirasakan masih terlalu lamban dibandingkan dengan perkembangan manajemen
di negara-negara lain, hal ini disebabkan adanya kelebihan permintaan terhadap
jumlah produksi, sehingga para pengusaha dan manajere tidak merasakan adanya
masalah manajemen dalam perusahaannya.[9]
Disamping
itu, rendahnya pendidikan rata-rata bangsa indonesia juga sebagai penghambat
perkembangan manajemen itu sendiri.
Pada tahun-tahun pembangunan mengalami kesuksesan makin terasa
kebutuhan jumlah manajer di Indonesia. Hal ini mendorong pada tahun delapan
puluhan muncul lembaga-lembaga manajemen yang berusaha mendidik calon-calon
manajer profesional. Dalam bidang pembangunan, manajemen ini sudah mulai dipraktekkan secara
serius, seperti terlihat pada tahun 1960-an dalam menyusun perencanaan Nasional
semesta Berencana yang tidak dilaksanakan secara tuntas karena adanya
pemberontakan PKI tahun 1965.
Pada jaman Orde Baru, disusunlah perencanaan pembangunan jangka
panjang yang kemudian dijabarkan dalam Repelita-Repelita yang merupakan pedoman
pokok bagi pembangunan Indonesia. Sekali lagi bukti bahwa manajemen di
Indonesia telah melangkah memasuki era perkembangannya. Dewasa inipun dunia
manajemen Indonesia telah melangkah lebih jauh dengan adanya praktek manajemen
Jepang BUMN dan di beberapa perusahaan lain. Dengan demikian di Indonesia tidak
mau ketinggalan dengan negara-negara lain dalam bidang manajemennya.[10]
C.
Fungsi
manajemen
Manajemen diartikan sebagai pelaksanaan dari fungsi-funsi untuk
mencapai tujuan tertentu. [11]Namun
demikian, hingga dewasa ini masih belum ada persamaan pendapat tentang
fungsi-fungsi yang dimaksud.
Dengan kata lain, banyak pendapat tentang fungsi manajemen ini.
Dalam banyak buku literatur, dapat dikutipkan berbagai pendapat mengenai fungsi
manajemen tersebut.
Dibawah ini adalah fungsi manajemen yang telah dirumuskan oleh para
ahli.[12]
1.
Perencanaan
(planning)
Meliputi:
Penetapan
tujuan standar dan Penentuan aturan atau prosedur pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi. Perorangan
maupun organisasi keduanya membutuhkan perencanaan. Menutut Stoner,
perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam 4 tahap dan berlaku untuk
semua kegiatan perencanaan:[13]
1)
Menetapkan
Serangkaian Tujuan
Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh organisasi
atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber dayanya secara tidak efektif.
2)
Merumuskan
Keadaan Sekarang
Sejauh mana
posisi organisasi dari tujuannya? Sumber daya apa yang tersedia untuk mencapai
tujuan? Dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana akan
dirumuskan untuk menggambarkan rencana selanjutnya.
3)
Identifikasi Segala
Kemudahan dan Hambatan
Dengan
memperhatikan faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya, memperhatikan faktor apa saja yang dapat
menimbulkan masalah.
4)
Mengembangkan
serangkaian Kegiatan Untuk Pencapaian Tujuan
Dengan evaluasi
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik diantara alternatif yang
ada untuk mencapai tujuan.[14]
Tipe-Tipe perencanaan
a.
Bidang
Fungsional
Mencakup: rencana produksi, rencana pemasaran, rencana keuangan dan
rencana personalia.
b.
Tingkatan
Operasional
Termasuk
keseluruhan organisasi atau satuan kerja.
c.
Waktu
Menyangkut rencana jangka pendek,rencana jangka menengah dan
rencana jangka panjang.
d.
Unsur-Unsur
rencana
Dalam wujud anggaran. Program, prosedur, kebijaksanaan peraturan
dan sebagainya.[15]
Perencanaan Strategi juga diperlukan oleh para manajer karena dalam
menjabarkan misi organisasi dalam bentuk terperinci, mereka lebih mudah dalam
memberikan arahan dan maksud dari organisasinya. Perencanaan strategi dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah.[16]
2.
Pengorganisasian
(organizing)
Yaitu
pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien.[17]
Meliputi:
a.
Pemberian tugas
terpisah kepada masing-masing pihak
b.
Menentukan
bagian
c.
Mendelegasikan
dan menetapkan jalur wewenang
d.
Mengoordinir
kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi.
3.
Penyusunan
Formasi (staffing)
Yaitu cara
pengelolaan sistem sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan
secara efektif.[18]
Meliputi:
a.
Menentukan
persyaratan personel yang akan dipekerjakan
b.
Merekrut calon
karyawan
c.
Menentukan job
description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan
d.
Melakukan
penilaian dan pelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan sebagai acuan untuk menyusun setiap fungsi dalam manajemen
organisasi.[19]
4.
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan
adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan
tugas dari anggota kelompok.[20]
Meliputi:
a.
Membuat orang
lain melaksanakan tugasnya
b.
Mendorong dan
memotifasi bawahannya
c.
Menciptakan
iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif
d.
Menumbuhkembangkan
disiplin kerja dan rasa memiliki pada setiap karyawan dan jajaran manajemen.[21]
Karakteristik manajer
a.
Manajer mampu
bekerja di bawah tekanan terus menerus dalam berbagai tantangan situasi dan
kondisi tugas dan tanggungjawab.
b.
Lebih banyak
menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian pesan dan
informasi sehingga dapat arus interaksi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas
demi terpeliharanya saling percaya bagi kedua belah pihak dalam menjalankan
fungsinya.
c.
Memberikan
motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak lain untuk
bertibdak sesuai dengan apa yang direncanakan.
d.
Menyeleksi dan
mengembangkan bawahannya melalui sistem pelatihan dan pendidikan yang terarah
dan terencana secara proporsional.
e.
Dalam
praktiknya, sisi seni dalam manajer lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan sisi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
peranannya masing-masing, baik bawahan maupun atasan.[22]
ü Tingkatan manajemen
Pimpinan atas
Menyusun
rencana
Mengorganisasi
Mengarahkan
Mengkoordinasi
Mengendalikan
kegiatan
Bertanggungjawab
terhadap koordinasi dan keuntungan yang telah ditargetkan
Bertanggungjawab
atas kondisi sosial masyarakat maupun karyawannya
Bertangungjawab
pada kegiatan usaha di masing-masing unit usaha
Berperan serta
dalam kegiatan masyarakat dan bangsa
Kegiatan
masing-masing unit harus terlaksana dengan baik[23]
a.
Pimpinan
menengah
Adalah
kelompok yang bertanggungjawab pada kegiatan operasional secara terperinci.
Para
pengawas, manajer produksi, manajer cabang penjualan, pimpinan
departemen-departemen personalia, keuangan dan devisi lainnya.
ü Mengawasi kegiatan di tingkat departemen
ü Melakukan pengendalian sesuai standar yang telah ditentukan
ü Menyusun laporan untuk atasannya[24]
ü Membuat keputusa akhir tentang pelatihan bawahan langsung dan
mengawasi
ü Mempersiapkan catatan periodik untuk atasannya
ü bMempersiapkan catatan periodik untuk atasannya
ü bekerja sama dwngan anggota pimpinan menengah lainnya
ü meningkatkan disiplin dan moral kerja bawahan[25]
·
manajemen
penyelia
ü menentukan jumlah pekerja yang ditentukan untuk diseleksi
ü memastikan siapa atasannya dan apa tuga atasan tersebut
ü memastikan pekerjaan terlaksana sesuai standar
ü menentukan upah yang sesuai
ü memberikan ketentuan-ketentuan bagi pekerjan baru
ü melatih pekerja baru
ü menilai dan melatih pekerja lama
ü memindahkan pekerja ke seksi lain[26]
5.
Pengawasan
(controlling)
Yaitu salah
satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan koreksi semua kegiatan
dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi
dapat terlaksana dengan baik.[27]
Meliputi:
a.
Persiapan suatu
standar kualitas dan kuantitas hasil kerja baik bentuk produk maupun jasa yang
diberikan perusahaan atau organisasi dalam upaya mencapai tujuan.
b.
Produktifitas
dan terciptanya citra yang positif[28]
6.
Memotifasi dan
memerintah
Motivasi
merupakan proses sosial, dan merupakan fungsi pimpinan dala membentuk moral
pekerja dan memberikan inspirasi kepada bawahan untuk tetap setia pada
pimpinannya.
Motivasi dapat
mempengaruhi semua bidang manajemen dan caranya pun meliputi berbagai bentuk.
Bentuk-bentuk
motivasi dapat berwujud semboyan-semboyan, persaingan, konsultasi, pemberi
bonus dan lain-lain dimana semua itu didesain untuk menimbulkan keinginan
bertindak yang khas.[29]
[1] Swastha
Bayu dan Sukotjo Ibnu, Pengantar Bisnis Modern, Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta, 2007, hlm. 82
[2] Ruslan
Rosadi, manajemen Publik Relation & Media Komunikasi, PT. rajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2005, hlm. 3
[3]
Ranupandojo Heidjrachman, Teori dan Konsep Manajemen, UPPAMP YKPN,
Yogyakarta, 1996, hlm. 13
[5]Loc.Cit,
Sabardi Agus
[6]OpCit,
Ruslan Rosadi, hlm. 1
[7] OpCit,
Ranupandojo Heidjrachman, hlm 57
[8] Ibid,
hlm 37
[9] Loc.Cit,
Ranupandojo Heidjrachman
[10] Ibid,
hlm.38
[11] Ibid, 57
[12] Ibid,
hlm. 53
[13] OpCit,
Sabardi Agus, hlm.54
[14] Ibid,
hlm. 55
[15] Ibid,
hlm. 57
[16] Ibid,
hlm.59
[17] As 86
[18] As 128
[19] OpCit,
Ruslan Rosadi, hlm. 2
[20] As 160
[21] Ibid,
hlm. 2
[22] OpCit,
Ruslan Rusadi, hlm.5
[23] Hr 88
[24] Hr 98
[25] Hr99
[26] Hr 101
[27] As 210
[28] Ibid,
hlm. 3
[29] Hr 62